Rabu, 28 Desember 2011

KEJADIAN DI DALAM ANGKOT



Suatu hari, saya naik angkutan kota dari Darmaga menuju Terminal Baranangsiang, Bogor. Pengemudi angkot itu seorang anak muda. Di dalam angkot duduk 7 penumpang, termasuk saya. Masih ada 5 kursi yang belum terisi.

Di tengah jalan, angkot2 saling menyalip untuk berebut penumpang. Tapi ada pemandangan yang aneh. Di depan angkot yang kami tumpangi, ada seorang ibu dengan 3 orang anak remaja berdiri di tepi jalan. Tiap ada angkot yang berhenti di hadapannya, dari jauh kami bisa melihat si ibu bicara kepada supir angkot, lalu angkot itu melaju kembali.

Kejadian ini terulang beberapa kali. Ketika angkot yang kami tumpangi berhenti, si ibu bertanya, "Dik, lewat terminal bis ya?"

Supir muda itu tentu menjawab, "Ya."

Yang aneh, ibu tadi tidak segera naik. Ia bilang, "Tapi saya dan ketiga anak saya tidak punya ongkos."

Sambil tersenyum, supir itu menjawab, "Nggak apa2, Bu.. Naik saja."

Ketika si ibu tampak ragu2, supir itu mengulangi perkataannya, "Ayo Bu, naik saja, nggak apa2."

Saya terpesona dengan kebaikan si supir angkot yang masih muda itu. Di saat jam sibuk dan angkot lain saling berlomba untuk mencari penumpang, tapi si supir muda ini merelakan 4 kursi penumpangnya untuk ibu dan anak2nya.

Ketika sampai di terminal bis, 4 penumpang gratisan ini turun. Si ibu mengucapkan terima kasih kepada supir. Di belakang ibu itu, seorang penumpang pria ikut turun, lalu pria itu membayar dengan uang Rp.20.000.

Ketika supir hendak memberi kembalian (ongkos angkotnya hanya Rp.4000), pria ini bilang bahwa uang itu untuk ongkos dirinya dan 4 penumpang gratisan tadi.

"Teruslah menjadi orang baik, ya Dik.." kata pria tersebut kepada si supir angkot muda.

Sore itu, saya benar2 dibuat kagum dengan kebaikan2 kecil yang saya lihat. Seorang ibu miskin yang jujur, seorang supir yang baik hati, dan seorang penumpang yang dermawan. Mereka semua saling mendukung untuk kebaikan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar