Rabu, 28 Desember 2011

QURBAN BU SUMI



Setelah melayani pembeli, saya melihat seorang ibu sedang memperhatikan dagangan kami. Dilihat dari penampilannya sepertinya ibu itu tak akan beli. Namun saya coba menghampiri dan menawarkan. "Silahkan, Bu."

Ibu itu menunjuk hewan yang paling murah. "Kalau yang itu berapa, Bang?"

"Kalau yang itu harganya 600 ribu, Bu," jawab saya.

"Harga pasnya berapa?" tanya Ibu itu lagi.

"500 ribu deh Bu," jawab saya. Harga sekian untung saya kecil, tapi biarlah...

Ibu itu bertanya, "Uang saya cuma ada 450 ribu, boleh nggak?"

Wah, saya bingung, karena itu harga modal kami. Akhirnya kami berembug dan mengikhlaskan.

Saya pun mengantar hewan ibu. Ketika sampai di rumah ibu tersebut.. Astaghfirullah.. Allahu Akbar.. serasa menggigil seluruh badan demi melihat keadaan rumah ibu tersebut.

Ibu itu hanya tinggal bertiga dengan ibu dan satu orang anaknya di rumah gubuk berlantai tanah. saya tidak melihat tempat tidur atau kasur, yang ada hanya dipan kayu beralas tikar lusuh.

Di atas dipan, sedang tertidur seorang nenek tua yang kurus.

Ibu tadi memanggil. "Mak.. Bangun, Mak.. Nih lihat, Sumi bawa apa.."

Perempuan tua itu terbangun.

"Mak, Sumi udah beliin kambing buat Emak qurban, ntar kita bawa ke Masjid ya Mak.."

Orang tua itu kaget namun bahagia. Sambil mengelus-elus kambing, orang tua itu berucap, "Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga Emak qurban.."

Ibu Sumi memberikan saya uang, "Ini Bang duitnya, maaf ya kalau saya nawarnya kemurahan, saya hanya kuli cuci, saya sengaja kumpulkan uang untuk beli kambing yang mau saya niatkan buat qurban ibu saya.."

Duh Gusti.. Saya malu berhadapan dengan hambaMu yang satu ini. HambaMu yang miskin harta tapi dia kaya iman..

Saya pun segera pergi dan menolak uang ongkos yang diberikan ibu Sumi. Mata ini sudah basah karena tak sanggup mendapat teguran dari Allah yang sudah mempertemukan saya dengan hambaNya yang penuh dengan kesabaran, ketabahan dan keimanan, serta ingin memuliakan orangtuanya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar